MAKALAH
TEKNIK
PERAWATAN TERBARU
Disusunoleh:
FITHRI
MAULINA KHUMAIROQ
FEROBION
ANEMIA
HESTI AKHSANUL M.
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADITAH MALANG
Pencucian
Luka
Pencucian
bertujuan untuk membuang jaringan nekrosis, cairan luka yang bersih, sisa
balutan yang digunakan dan sisa metabolic tubuh pada cairan luka. Mencuci dapat
meningkatkan, memperbaiki, dan mempercepat proses penyembuhan luka dan
menghindari kemungkinan terjadinya infeksi. Pencucian luka merupakan aspek yang
paling penting mendasar dalam manajemen luka. Merupakan basis untuk proses
penyembuhan luka yang baik, karena luka akan sembuh dengan baik jika luka dalam
kondisi bersih.
Teknik
pencucian pada luka antara lain dengan swabbing, scrubbing, showering, hydrotherapi,
whirlpool, dan bathing.
Mencuci dengan
teknik swabbing dan scrubbing tidak terlalu dianjurkan pada pencucian luka,
karena dapat menyebabkan trauma pada jaringan granulasi dan epithelium, juga
membuat bakteri terdistribusi bukan mengangkat bakteri. pada saat scrubbing
atau menggosok dapat menyebabkan luka menjadi terluka sehingga dapat
meningkatkan inflamasi ( persisten inflamasi). teknik showering (irigasi),
whirpool, dan bathing adalah teknik yang paling sering digunakan dan banyak
riset yang mendukung teknik ini. keuntungan dari teknik ini adalah dengan
teknik tekanan yang cukup dapat mengangkat bakteri yang terkolonisasi,
mengurangi terjadinya trauma dan mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak
menyebabkan luka mengalami trauma.
Debridement
Nekrotik
adalah perubahan morfologi yang diindikasi kan oleh adanya sel matiyang
disebabkan oleh degradasi enzim secara progresif, ini merupakan respon yang
normal dari tubuh terhadap jaringan yang rusak.
Tujuan debridemen bedah adalah
untuk:
- mengevakuasi bakteri kontaminasi,
- mengangkat jaringan nekrotik sehingga dapat mempercepat penyembuhan,
- Menghilangkan jaringan kalus,
- mengurangi risiko infeksi lokal.
Cara
yang paling efektif dalam membuat dasar luka yang baik adalah dengan metode
autolysis debridement. Autolysis debridement adalah suatu cara peluruhan
jaringan nekrotik yang dilakukan oleh tubuh sendiri dengan syarat utama
lingkungan luka harus dalam keadaan lembab. Pada keadaan lembab, proteolytic
enzim secara selektif akan melepas jaringan nekrosis dari tubuh. Pada keadaan
melunak jaringan nekrosis akan mudah lepas dengan sendirinya ataupun dibantu
dengan surgical atau mechanical debridement. Tindakan debridement lain yang
biasa digunakan adalah dengan cara biomechanical menggunakan magots atau larva.
Larva akan dengan sendirinya secara selektif memakan jaringan nekrosis sehingga
dasar luka menjadi merah
B. Teknik
Mempertahankan Kelembaban Luka
Prinsip Dasar Perawatan Luka
Ada tiga prinsip dasar penyembuhan
luka.
1. Identifikasi dan kontrol penyebab sebaik mungkin
2. Konsen dengan dukungan ”patient centered”
3. Optimalisasi perawatan pada luka
Optimalisasi perawatan pada luka
Mengurangi dehidrasi dan kematian sel. Seperti telah dijelaskan pada fase penyembuhan luka bahwa sel-sel seperti neutropil dan magrofag membentuk fibroblast dan perisit. Dan sel-sel ini tidak dapat berfungsi pada lingkungan yang kering.
Meningkatkan angiogenesis. Tidak hanya sel-sel yang dibutuhkan untuk angiogenesis juga dibutuhkan lingkungan yang lembab tetapi juga angiogenesis terjadi pada tekanan oksigen rendah, balutan ”occlusive” dapat merangsang proses angiogenesis ini.
Meningkatkan debridement autolisis. Dengan mempertahankan lingkungan lembab sel neutropil dapat hidup dan enzim proteolitik dibawa ke dasar luka yang memungkinkan mengurangi/menghilangkan rasa nyeri saat debridemen. Proses ini dilanjutkan dengan degradasi fibrin yang memproduksi faktor yang merangsang makrofag untuk mengeluarkan faktor pertumbuhan ke dasar luka.
1. Identifikasi dan kontrol penyebab sebaik mungkin
2. Konsen dengan dukungan ”patient centered”
3. Optimalisasi perawatan pada luka
Optimalisasi perawatan pada luka
Mengurangi dehidrasi dan kematian sel. Seperti telah dijelaskan pada fase penyembuhan luka bahwa sel-sel seperti neutropil dan magrofag membentuk fibroblast dan perisit. Dan sel-sel ini tidak dapat berfungsi pada lingkungan yang kering.
Meningkatkan angiogenesis. Tidak hanya sel-sel yang dibutuhkan untuk angiogenesis juga dibutuhkan lingkungan yang lembab tetapi juga angiogenesis terjadi pada tekanan oksigen rendah, balutan ”occlusive” dapat merangsang proses angiogenesis ini.
Meningkatkan debridement autolisis. Dengan mempertahankan lingkungan lembab sel neutropil dapat hidup dan enzim proteolitik dibawa ke dasar luka yang memungkinkan mengurangi/menghilangkan rasa nyeri saat debridemen. Proses ini dilanjutkan dengan degradasi fibrin yang memproduksi faktor yang merangsang makrofag untuk mengeluarkan faktor pertumbuhan ke dasar luka.
Meningkatkan re-epitelisasi. Pada luka yang lebih besar, lebih dalam sel epidermal harus menyebar diatas permukaan luka dari pinggir luka serta harus mendapatkan suplai darah dan nutrisi. Krusta yang kering pada luka menekan/menghalangi suplai tersebut dan memberikan barier untuk migrasi dengan epitelisasi yang lambat.
Barier bakteri dan mengurangi kejadian infeksi. Balutan oklusif membalut dengan baik dapat memberikan barier terhadap migrasi mikroorganisme ke dalam luka. Bakteri dapat menembus kasa setebal 64 lapisan pada penggunaan kasa lembab. Luka yang dibalut dengan pembalut oklusif menunjukkan kejadian infeksi lebih jarang daripada kasa pembalut konvensional tersebut.
Mengurangi nyeri. Diyakini luka yang lembab melindungi ujung saraf sehingga mengurangi nyeri.
Memilih Balutan yang ideal
Pada tahun 1979 Tumer menggambarkan balutan yang ideal dengan karakteristik sebagai berikut:
• Dapat mengangkat eksudat yang berlebihan dan toksin
• Kelembaban tinggi pada permukaan luka
• Memungkinkan pertukaran gas
• Memberikan insulasi termal
• Melindungi terhadap infeksi sekunder
• Bebas dari partikel-partikel dan komponen toksik
• Tidak menimbulkan trauma saat mengangkat/mengganti balutan
Walau bagaimanapun tidak ada suatu balutan yang dapat berfungsi magis ”one-size-fits-all”. Sebagai praktisi klinis sangat penting untuk memahami karakteristik dari perbedaan balutan dan penggunaannya sesuai dengan perkembangan fase penyembuhan luka, karakteristik luka, dan faktor risiko dari pasien yang mempengaruhi penyembuhan dan ketrampilan dari perawat itu sendiri.
C. Tenkik Menangani Luka Bakar
Rendaman dalan air es atu pemakaian kantung-kantung
es dapat mengurangi nyeri kecil pada luka bakar pada anak dengan ketebalan
parsial, dan juga dapat mengurangi derajat kerusakan jaringan pada
pasien-pasien tersebut. Tindakan ini dapat dilakukan dalam 10-15 menit setelah
cedera. Kantong es dan rendaman dalam air es jangan dilakukan pada luka bakar
yang luas selama lebih dari 15 menit.
Hal-hal yg menentukan pada pasien luka bakar pada
anak antara lain luas dan dalamnya luka bakar, lokasi luka, usia pasien , zat
penyebab, ada tidaknya trauma mekanis, penyerta dan penyakit lain yang sudah
ada sebelumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
www.scribd.com/doc/187870530/konsep-perawatan-luka-baru#scribd