Laman

Minggu, 20 September 2015



MAKALAH
TEKNIK PERAWATAN TERBARU



Disusunoleh:

FITHRI MAULINA KHUMAIROQ
FEROBION
ANEMIA
HESTI AKHSANUL M.



FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADITAH  MALANG


Pencucian Luka
Pencucian bertujuan untuk membuang jaringan nekrosis, cairan luka yang bersih, sisa balutan yang digunakan dan sisa metabolic tubuh pada cairan luka. Mencuci dapat meningkatkan, memperbaiki, dan mempercepat proses penyembuhan luka dan menghindari kemungkinan terjadinya infeksi. Pencucian luka merupakan aspek yang paling penting mendasar dalam manajemen luka. Merupakan basis untuk proses penyembuhan luka yang baik, karena luka akan sembuh dengan baik jika luka dalam kondisi bersih.
Teknik pencucian pada luka antara lain dengan swabbing, scrubbing, showering, hydrotherapi, whirlpool, dan bathing.
        Mencuci dengan teknik swabbing dan scrubbing tidak terlalu dianjurkan pada pencucian luka, karena dapat menyebabkan trauma pada jaringan granulasi dan epithelium, juga membuat bakteri terdistribusi bukan mengangkat bakteri. pada saat scrubbing atau menggosok dapat menyebabkan luka menjadi terluka sehingga dapat meningkatkan inflamasi ( persisten inflamasi). teknik showering (irigasi), whirpool, dan bathing adalah teknik yang paling sering digunakan dan banyak riset yang mendukung teknik ini. keuntungan dari teknik ini adalah dengan teknik tekanan yang cukup dapat mengangkat bakteri yang terkolonisasi, mengurangi terjadinya trauma dan mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak menyebabkan luka mengalami trauma.
Debridement
Nekrotik adalah perubahan morfologi yang diindikasi kan oleh adanya sel matiyang disebabkan oleh degradasi enzim secara progresif, ini merupakan respon yang normal dari tubuh terhadap jaringan yang rusak.
Tujuan debridemen bedah adalah untuk:
  • mengevakuasi bakteri kontaminasi,
  • mengangkat jaringan nekrotik sehingga dapat mempercepat penyembuhan,
  • Menghilangkan jaringan kalus,
  • mengurangi risiko infeksi lokal.
Cara yang paling efektif dalam membuat dasar luka yang baik adalah dengan metode autolysis debridement. Autolysis debridement adalah suatu cara peluruhan jaringan nekrotik yang dilakukan oleh tubuh sendiri dengan syarat utama lingkungan luka harus dalam keadaan lembab. Pada keadaan lembab, proteolytic enzim secara selektif akan melepas jaringan nekrosis dari tubuh. Pada keadaan melunak jaringan nekrosis akan mudah lepas dengan sendirinya ataupun dibantu dengan surgical atau mechanical debridement. Tindakan debridement lain yang biasa digunakan adalah dengan cara biomechanical menggunakan magots atau larva. Larva akan dengan sendirinya secara selektif memakan jaringan nekrosis sehingga dasar luka menjadi merah 
B.     Teknik Mempertahankan Kelembaban Luka

Prinsip Dasar Perawatan Luka
Ada tiga prinsip dasar penyembuhan luka.
1. Identifikasi dan kontrol penyebab sebaik mungkin
2. Konsen dengan dukungan ”patient centered”
3. Optimalisasi perawatan pada luka

       Optimalisasi perawatan pada luka
Mengurangi dehidrasi dan kematian sel. Seperti telah dijelaskan pada fase penyembuhan luka bahwa sel-sel seperti neutropil dan magrofag membentuk fibroblast dan perisit. Dan sel-sel ini tidak dapat berfungsi pada lingkungan yang kering.

       Meningkatkan angiogenesis. Tidak hanya sel-sel yang dibutuhkan untuk angiogenesis juga dibutuhkan lingkungan yang lembab tetapi juga angiogenesis terjadi pada tekanan oksigen rendah, balutan ”occlusive” dapat merangsang proses angiogenesis ini.
Meningkatkan debridement autolisis. Dengan mempertahankan lingkungan lembab sel neutropil dapat hidup dan enzim proteolitik dibawa ke dasar luka yang memungkinkan mengurangi/menghilangkan rasa nyeri saat debridemen. Proses ini dilanjutkan dengan degradasi fibrin yang memproduksi faktor yang merangsang makrofag untuk mengeluarkan faktor pertumbuhan ke dasar luka.

       Meningkatkan re-epitelisasi. Pada luka yang lebih besar, lebih dalam sel epidermal harus menyebar diatas permukaan luka dari pinggir luka serta harus mendapatkan suplai darah dan nutrisi. Krusta yang kering pada luka menekan/menghalangi suplai tersebut dan memberikan barier untuk migrasi dengan epitelisasi yang lambat.

      Barier bakteri dan mengurangi kejadian infeksi. Balutan oklusif membalut dengan baik dapat memberikan barier terhadap migrasi mikroorganisme ke dalam luka. Bakteri dapat menembus kasa setebal 64 lapisan pada penggunaan kasa lembab. Luka yang dibalut dengan pembalut oklusif menunjukkan kejadian infeksi lebih jarang daripada kasa pembalut konvensional tersebut.
 
      Mengurangi nyeri. Diyakini luka yang lembab melindungi ujung saraf sehingga mengurangi nyeri.

Memilih Balutan yang ideal
     Pada tahun 1979 Tumer menggambarkan balutan yang ideal dengan karakteristik sebagai berikut:
• Dapat mengangkat eksudat yang berlebihan dan toksin
• Kelembaban tinggi pada permukaan luka
• Memungkinkan pertukaran gas
• Memberikan insulasi termal
• Melindungi terhadap infeksi sekunder
• Bebas dari partikel-partikel dan komponen toksik
• Tidak menimbulkan trauma saat mengangkat/mengganti balutan

Walau bagaimanapun tidak ada suatu balutan yang dapat berfungsi magis ”one-size-fits-all”. Sebagai praktisi klinis sangat penting untuk memahami karakteristik dari perbedaan balutan dan penggunaannya sesuai dengan perkembangan fase penyembuhan luka, karakteristik luka, dan faktor risiko dari pasien yang mempengaruhi penyembuhan dan ketrampilan dari perawat itu sendiri.

C.     Tenkik Menangani Luka Bakar
Rendaman dalan air es atu pemakaian kantung-kantung es dapat mengurangi nyeri kecil pada luka bakar pada anak dengan ketebalan parsial, dan juga dapat mengurangi derajat kerusakan jaringan pada pasien-pasien tersebut. Tindakan ini dapat dilakukan dalam 10-15 menit setelah cedera. Kantong es dan rendaman dalam air es jangan dilakukan pada luka bakar yang luas selama lebih dari 15 menit.
Hal-hal yg menentukan pada pasien luka bakar pada anak antara lain luas dan dalamnya luka bakar, lokasi luka, usia pasien , zat penyebab, ada tidaknya trauma mekanis, penyerta dan penyakit lain yang sudah ada sebelumnya.















DAFTAR PUSTAKA
www.scribd.com/doc/187870530/konsep-perawatan-luka-baru#scribd